Makna kata dan kalimat harus jelas, jangan menggunakan
kata-kata yang maknanya tidak Anda ketahui. Suara Anda dapat digunakan dalam
beberapa cara untuk membantu pemahaman:
1.
-Talking ( tuturkan )
Pada mulanya kita harus mencoba untuk Menuturkan naskah dan tidak membacanya,
hingga kita dapat menggunakan pola ujaran alamiah, seperti kita menggunakan
dalam perbincangan sehari-hari. Dan sesungguhnya, naskah hanya merupakan tiang
penyangga untuk membantu kita mengingat apa tang ingin kita Tuturkan.
2.
-Jedah napas.
Dalam sebuah kalimat, dalam hampir semua
bahasa, kata-kata dikelompokan sesuai dengan makna. Makna terbentuk berdasarkan
kelompok, bukan berdasarkan kata-kata secara lepas. Ini dapat ditandai dengan
tanda koma seperti dalam kalimat, atau makna itu tidak ditandai. Tetapi dalam
urutan penyajian informasi dapat dicerna
khusus jika Anda berhati-hati dalam menentukan “jedah” pada kalimat
panjang.
Dalam beberapa kasus, jika Anda melakukan
jedah napas, jedahkanlah pada akhir satuan makna. Tidak pernah memotong
rangkaian kata dalam satu kelompok makna. Jedah makna ditanda dengan garis
miring ( / ). Jedah pada akhir kalimat dengan dua garis ( // ). Perbedaan atau
jedah kalimat ini seharusnya dilakukan dalam beberapa detik.
3.
-Infleksi.
Ada pola alamiah infleksi (lagu kalimat)
dalam ujaran berbicara. Setiap kalimat tidak perlu sama. Hindari kebiasaan
teratur, seperti syair lagu, berpola.
-
Infleksi (lagukalimat) menaikan menunjukan
adanya kelanjutannya.
-
Infleksi yang menurun menunjukan akhir pokok
pikiran atau kalimat.
4.
-Penekanan
Beberapa kata mengandung makna khusus dan
harus diberi tekanan kuat agar menegaskan makna.
Contoh
: “ Perjalanan kereta api terlambat lagi”
(
penekanan pada lagi menunjukansering terlambat )
5. -
Trik penjedahan
Jeda akan menarik perhatiab pada kelompok
kata yang mengikuti dan pada kata sebelumnya:
Oleh karena itu hindari perhentian sebelum
kesulitan pelafalan; hal itu justru menarik perhatian orang terhadap kesulitan
pelafalan Anda tersebut.
Jedah gunakanlah juga untuk memberi sebuah
makna kutipan atau ujaran langsung, tetapi jangan berhenti pada ujaran tak
langsung .
6.
-Nada suara.
Mungkin ada nada khusus yang sesuai dengan
program :
Cocokan….. serius untuk serius
ringan untuk ringan
mengasyikan untuk asyik
Nada suara yang sembrono, terlalu merendah
atau nada yang tidak sopan jarang sesuai dengan penyajian normal, kecuali untuk
mencapai dampak khusus. Nada suara yang manusiawi, hangat, menarik, alami,
sopan akan lebih dihargai.
7.
-Bacalah dahulu.
Untuk menjaga kelancaran dalam bertutur,
dan menghindari penyampaian yang tersendat-sendat , baca beberapa kata dahulu
yang Anda ucapkan.
Jika Anda tersandung, betulkan secara
alamiah.
8.
-Gaya.
Gaya bertutur yang umum merupakan satu hal
yang datang dari kepribadian Anda. Kita bicara dengan orang ke orang dan
pendengar seharusnya mampu menggambarkan pribadi Anda yang menyenangkan melalui
suara Anda. Orang-orang berbicara secara berbeda : jadilah diri Anda sendiri seperti
yang dapat Anda lakukan, tetapi nada suara Anda harus seperti ketika “BERBICARA
DENGAN SEORANG TEMAN”.
Ada dua hal kecil yang harus Anda ketahui:
1.
Jangan menuturkan peristiwa tragedi dengan
menyajikan seolah drama.
2. Jangan
menuturkan lelucon atau komedi secara berlebihan sehingga suara Anda seperti ringkik tawa kuda.
Berbagai
sumber…………………..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar