Minggu, 10 Maret 2013

PENGGUNAAN SUARA DALAM BERSIARAN



Makna kata dan kalimat harus jelas, jangan menggunakan kata-kata yang maknanya tidak Anda ketahui. Suara Anda dapat digunakan dalam beberapa cara untuk membantu pemahaman:
1.       -Talking ( tuturkan )
Pada mulanya kita harus mencoba untuk Menuturkan naskah dan tidak membacanya, hingga kita dapat menggunakan pola ujaran alamiah, seperti kita menggunakan dalam perbincangan sehari-hari. Dan sesungguhnya, naskah hanya merupakan tiang penyangga untuk membantu kita mengingat apa tang ingin kita Tuturkan.

2.       -Jedah napas.
Dalam sebuah kalimat, dalam hampir semua bahasa, kata-kata dikelompokan sesuai dengan makna. Makna terbentuk berdasarkan kelompok, bukan berdasarkan kata-kata secara lepas. Ini dapat ditandai dengan tanda koma seperti dalam kalimat, atau makna itu tidak ditandai. Tetapi dalam urutan penyajian informasi dapat dicerna  khusus jika Anda berhati-hati dalam menentukan “jedah” pada kalimat panjang.

Dalam beberapa kasus, jika Anda melakukan jedah napas, jedahkanlah pada akhir satuan makna. Tidak pernah memotong rangkaian kata dalam satu kelompok makna. Jedah makna ditanda dengan garis miring ( / ). Jedah pada akhir kalimat dengan dua garis ( // ). Perbedaan atau jedah kalimat ini seharusnya dilakukan dalam beberapa detik.

3.       -Infleksi.
Ada pola alamiah infleksi (lagu kalimat) dalam ujaran berbicara. Setiap kalimat tidak perlu sama. Hindari kebiasaan teratur, seperti syair lagu, berpola.
-          Infleksi (lagukalimat) menaikan menunjukan adanya kelanjutannya.
-          Infleksi yang menurun menunjukan akhir pokok pikiran atau kalimat.

4.       -Penekanan
Beberapa kata mengandung makna khusus dan harus diberi tekanan kuat agar menegaskan makna.
Contoh : “ Perjalanan kereta api terlambat lagi
( penekanan pada lagi menunjukansering terlambat )

5.      - Trik penjedahan
Jeda akan menarik perhatiab pada kelompok kata yang mengikuti dan pada kata sebelumnya:
Oleh karena itu hindari perhentian sebelum kesulitan pelafalan; hal itu justru menarik perhatian orang terhadap kesulitan pelafalan Anda tersebut.

Jedah gunakanlah juga untuk memberi sebuah makna kutipan atau ujaran langsung, tetapi jangan berhenti pada ujaran tak langsung .
6.       -Nada suara.
Mungkin ada nada khusus yang sesuai dengan program :
Cocokan….. serius                untuk                serius
                     ringan                untuk               ringan
                     mengasyikan      untuk               asyik

Nada suara yang sembrono, terlalu merendah atau nada yang tidak sopan jarang sesuai dengan penyajian normal, kecuali untuk mencapai dampak khusus. Nada suara yang manusiawi, hangat, menarik, alami, sopan akan lebih dihargai.

7.       -Bacalah dahulu.
Untuk menjaga kelancaran dalam bertutur, dan menghindari penyampaian yang tersendat-sendat , baca beberapa kata dahulu yang Anda ucapkan.
Jika Anda tersandung, betulkan secara alamiah.

8.       -Gaya.
Gaya bertutur yang umum merupakan satu hal yang datang dari kepribadian Anda. Kita bicara dengan orang ke orang dan pendengar seharusnya mampu menggambarkan pribadi Anda yang menyenangkan melalui suara Anda. Orang-orang berbicara secara berbeda : jadilah diri Anda sendiri seperti yang dapat Anda lakukan, tetapi nada suara Anda harus seperti ketika “BERBICARA DENGAN SEORANG TEMAN”.
Ada dua hal kecil yang harus Anda ketahui:
1.       Jangan menuturkan peristiwa tragedi dengan menyajikan seolah drama.
2.       Jangan menuturkan lelucon atau komedi secara berlebihan  sehingga suara Anda seperti ringkik tawa kuda.



Berbagai sumber…………………..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar